Aku merasakan itu.... (kisah nyata)

waktu itu, aku pulang ke bangkalan madura (tempat kelahiranku) karena liburan semester 1. ya maklum karena aku itu statusnya lagi merantau di gunungkidul (daerah istimewa yogya) untuk sekolah di smkn 2 wonosari. waktu aku ada di rumah (bangkalan), aku kedatangan temanku lamaku. dan dia membawa sebuah motor barunya yaitu new revo 110cc. kemudian ibuku melihatnya dan sempat berkata, "kapan ya, aku punya motor baru sendiri??". hatiku sempat

termenung melihat keinginan ibuku yang begitu besar ingin memiliki motor. ya karena waktu itu memang orangtuaku tidak punya motor. akupun berdoa semoga keinginan ibuku tercapai.

lalu 3 hari kemudian, entah ada apa tiba2 nenekku(ibu dari ibuku) yang ada di surabaya menelponku dan ingin berbicara dengan ibuku. lalu setelah aku berikan hpku ke ibuku, ibuku langsung menangis karena mendengar bahwa ibuku disuruh mengambil motor baru di surabaya dan mkasalah cicilan akan sambil dibantu. begitu senangnya aku dan i9buku pada waktu itu.

selang beberapa hari, saat aku di rumah ibuku pernah bertanya padaku seperti ini, "wan, kalau pagi lihatlah acara nikmatnya sedekah di tpi! bukannya di tempat kosmu ada tv??"
lalu aku menjawab, "ya bu memang benar ada tvnya, tapi kalau jam 5 masih ditutup, kan tvnya ada di dalam rumah bu kos??". kemudian ibu berkata lagi, "seandainya kamu punya hp yang ada tvnya, pasti kamu bisa melihat acara itu..."

entah terasa, liburanku sudah habis. dan aku harus kembali ke gunungkidul. sebelum pulang aku mampir ke rumah nenek di surabaya. di sana aku juga bertemu pamanku. waktu itu, pamanku melihat bentuk hpku yang termasuk tidak terlalu bagus. kemudian pamanku masuk ke kamar dan membawakan sebuah hp yang masih lengkap dengan diskbooknya. dan hp itu langsung diberikan padaku. kata pamanku, ini sebagai motivasi belajarku di sana. betapa senangnya aku.

aku pun teringat pada ibuku, yang pernah bilang kalau seandainya aku punya hp yang ada tvnya. dan subhanallah, itu benar2 terjadi. ternyata hp itu ada fasilitas untuk melihat tv.. aku pun sadar, kalau betapa mandihnya (dalam bahasa indonesia di katakan manjur/ memiliki kekuatan) doa orang yang pernah melahirkan aku.